Nama :
Risa Marina
NRP :
122050025
Pengertian Citizen Journalism
Citizen
Journalism adalah praktek jurnalisme yang dilakukan oleh non profesional jurnalis
dalam hal ini oleh warga. Citizen Journalis (Jurnalisme Warga) adalah
warga biasa yang menjalankan fungsi selayaknya jurnalis profesional yang pada
umumnya menggunakan channel media baru yaitu internet untuk menyebarkan
informasi dan berita yang mereka dapat.
Shayne Bowman dan Chris Willis
lantas mendefinisikan citizen journalism sebagai ‘…the act of citizens playing
an active role in the process of collecting, reporting, analyzing, and
disseminating news and information”. Ada beberapa istilah yang dikaitkan dengan
konsep citizen journalism. Public journalism, advocacy journalism,
participatory journalism, participatory media, open source reporting,
distributed journalism, citizens media, advocacy journalism, grassroot
journalism, sampai we-media.
J.D. Lasica, dalam Online Journalism Review
(2003), mengategorikan media citizen journalism ke dalam 5 tipe :
1.
Audience participation (seperti komenter user yang
diattach pada kisah-kisah berita, blog-blog pribadi, foto, atau video footage
yang diambil dari handycam pribadi, atau berita lokal yang ditulis oleh anggota
komunitas).
2. Situs web berita atau informasi independen
(Consumer Reports, Drudge Report).
3. Situs berita partisipatoris murni (OhmyNews).
4. Situs media kolaboratif (Slashdot, Kuro5hin).
5. Bentuk lain dari media ‘tipis’ (mailing list,
newsletter e-mail).
6. Situs penyiaran pribadi (situs penyiaran video,
seperti KenRadio).
Bentuk – Bentuk Citizen
Journalism
Seperti yang dikutip dalam buku
Mengamati Fenomena Citizen Journalism, Gibson (Severin dan Tankard, 2005
: 445) mendefinisikan : Dunia maya (cyberspace) adalah realita yang terselubung
secara global, di dukung komputer, berakses komputer, multidimensi, artifisal,
atau virtual. Dalam realita ini, di mana setiap komputer adalah sebuah
jendela, terlihat atau terdengar objek-objek yang bukan bersifat fisik dan
bukan representasi objek-objek fisik, namun lebih merupakan gaya,
karakter, dan aksi pembuatan data, pembuatan informasi murni
(Yudhapramesti, 2007 : 5-6).
Steve Outing pernah mengklasifikasikan bentuk-bentuk
citizen journalism sebagai berikut:
1. Citizen journalism membuka ruang untuk
komentar publik. Dalam ruang itu, pembaca atau khalayak bisa bereaksi, memuji,
mengkritik, atau menambahkan bahan tulisan jurnalisme profesional. Pada media
cetak konvensional jenis ini biasa dikenal dengan surat pembaca.
2. Menambahkan pendapat masyarakat sebagai bagian dari
artikel yang ditulis. Warga diminta untuk ikut menuliskan pengalamannya pada
sebuah topik utama liputan yang dilaporkan jurnalis.
3. Kolaborasi antara jurnalis profesional dengan
nonjurnalis yang memiliki kemampuan dalam materi yang dibahas. Tujuannya
dijadikan alat untuk mengarahkan atau memeriksa keakuratan artikel. Terkadang
profesional nonjurnalis ini dapat juga menjadi kontributor tunggal yang
menghasilkan artikel tersebut.
4. Bloghouse warga. Bentuknya blog-blog
gratisan yang dikenal, misalnya ada wordpress, blogger, atau
multiply. Melalui blog, orang bisa berbagi cerita tentang dunia, dan bisa
menceritakan dunia berdasarkan pengalaman dan sudut pandangnya.
5. Newsroom citizen transparency blogs. Bentuk
ini merupakan blog yang disediakan sebuah organisasi media sebagai upaya
transparansi. Dalam hal ini pembaca bisa melakukan keluhan, kritik, atau pujian
atas apa yan ditampilkan organisasi media tersebut.
6. Stand-alone citizen journalism site, yang
melalui proses editing. Sumbangan laporan dari warga, biasanya tentang hal-hal
yang sifatnya sangat lokal, yang dialami langsung oleh warga. Editor berperan
untuk menjaga kualitas laporan, dan mendidik warga (kontributor) tentang
topik-topik yang menarik dan layak untuk dilaporkan.
7. Stand-alone citizen journalism, yang tidak
melalui proses editing.
8. Gabungan stand-alone citizen journalism website dan
edisi cetak.
9. Hybrid: pro + citizen journalism. Suatu
kerja organisasi media yang menggabungkan pekerjaan jurnalis profesional dengan
jurnalis warga.
10. Penggabungan antara jurnalisme profesional dengan
jurnalisme warga dalam satu atap. Website membeli tulisan dari jurnalis
profesional dan menerima tulisan jurnalis warga.
11. Model Wiki. Dalam Wiki, pembaca adalah juga
seorang editor. Setiap orang bisa menulis artikel dan setiap orang juga bisa
memberi tambahan atau komentar terhadap komentar yang terbit (Yudhapramesti,
2007).
Perkembangan dan Peran Citizen
Journalism
Kemajuan teknologi informasi secara
pasti memberikan andil yang sangat besar dalam pembangunan masyarakat pada masa
sekarang ini. Didukung kemajuan teknologi, terutama internet, media massa telah
membentuk ruang publik yang sangat luas. Partisipasi warga menjadi terbuka
lebar dengan kondisi ini.
Dukungan terhadap jurnalisme warga
ternyata juga datang dari kalangan wartawan. Richard Sambrook, wartawan BBC’s
World yang mengatakan bahwa sudah terjadi pembentukan jaringan informasi di era
global yang memungkinkan munculnya interaksi yang tinggi antara BBC dengan
audience. Ia mengamati bahwa para jurnalis BBC harus bisa bekerjasama dengan
audience dengan memberi kesempatan untuk kontribusi pada informasi di BBC.
Blog mainstream yang merupakan pelopor dari citizen journalism di
berbagai negara sebagai contoh OhmyNews di Korea Selatan (Semangat Melawan
media mainstream).
Di Indonesia, jurnalisme warga juga
bisa dibilang sudah mulai berkembang dan kegunaannya dirasakan saat adanya
peristiwa-peristiwa besar seperti serangan teroris dan bencana alam. Citizen
journalism juga dikaitkan dengan hyperlocalism karena
komitmennya yang sangat luarbiasa pada isu-isu lokal, yang “kecil-kecil” (untuk
ukuran media mainstream), sehingga luput dari liputan media mainstream. Citizen
journalism tidak bertujuan menciptakan keseragaman opini publik.
Pemberitaan citizen journalism lebih mendalam dengan proses yang
tak terikat waktu, seperti halnya deadline di mainsteram media.
Perkembangan citizen journalism didukung
pula dengan perkembangan citizen media dan sosial media. Sejak tahun
2002-nan, citizen media telah berkembang pesat yang mencoba mencari eksistensi
di tengah atmosfer media tradisional. Dengan adanya internet, citizen media
mampu menyebarkan informasi dalam bentuk teks, audio, video, foto, komentar dan
analisis. Bahkan mampu menjalankan fungsi pers seperti watchdog, filter
informasi, pengecekan fakta bahkan pengeditan.
Konten atau isi dari citizen
journalism bisa berupa peristiwa, pengalaman, dan reportase yang
termasuk kedalam berita, bisa juga pendapat, ulasan atau analisa yang termasuk
kedalam opini, selain itu bisa merupakan gagasan atau ide seperti tulisan
ringan atau catatan harian, fiksi, tips dan tutorial.
Jurnalis warga atau citizen
journalism dapat memanfaatkan media-media yang ada baik mainsteram media
ataupun social media. Dalam mainstream media seperti media cetak melalui surat
pembaca, media televisi melalui iwitness dan suara anda, media radio
melalui info lalu lintas, media online bisa melalui kolom komentar. Sedangkan
social media melalui blog (wordpress, blogspot), Microblog (twitter),
Media Sosial Blog (kompasiana, ohmy news, now public), Situs
Pertemanan (facebook, friendster), Situs foto share (flickr,
twitpic), Situs video share (youtube).
Etika Citizen Journalism
Memang tidak ada batasan baku untuk citizen
journalism dalam membuat suatu berita. Namun Citizen journalism juga
ada etikanya. Etika tersebut kurang lebih sama dengan etika menulis di media
online diantaranya adalah tidak menyebarkan berita bohong, tidak mencemarkan
nama baik, tidak memicu konflik SARA dan menyebutkan sumber berita dengan
jelas.
sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar